Rabu, 12 Juni 2013

Pengumuman Juara Lomba Fotografi

Lomba Fotografi LPM Super Jimo
mengusung tema "Cinta Istimewa Dalam Harmoni Pluralisme"
mengapa kami mengusung tema tersebut ? karena Indonesia negara pluralisme (Agama, Ras, Adat, dan Suku). Yogyakarta salah satu kota dimana Pluralisme itu berkumpul, dan Yogyakarta sebagai kota pelajar dan salah satu tempat pemersatu PLURALISME.

berikut pengumuman Juara Lomba Fotografi.
Juara I
Gea Rizky
SMA N 1 Piyungan



Juara II
Tsani elvia Nita
SMA N 1 Wonosari













Juara III
Reza Aryanda Manggala Y
SMK N 3 Kasihan Bantul (SMSR Yogyakarta


Sabtu, 08 Juni 2013

Ketika Nilai Telah Tergadaikan ! !



Belum lama ini kita menghadapi ujian tengah semester genap. Sebentar lagi akan menghadapi ujian akhir semester (UAS). Kita pastinya berharap nilai UAS yang keluar baik dan memuaskan. Mungkin beberapa dari kita merasa penilaian yang diberikan dosen tidak obyektif. Dalam hal ini kita mendapatkan ketidakadilan dalam pemberian nilai.
Walaupun tidak sepenuhnya nilai itu dianggap penting bagi sebagian mahasiswa. Dalam faktanya ada beberapa dosen memberikan nilai secara asal-asalan tidak mempertimbangkan faktor-faktor yang lain. Saat kita sudah rajin belajar, datang kepertemuan kuliah dan mengerjakan tugas namun ketika UAS nilai kita jeblok dibawah mahasiswa yang jarang masuk kuliah dan tidak mengerjakan tugas. Seperti dalam ilustrasi gambar tersebut, mahasiswa yang belajar rajin diibaratkan beban yang berat dan penilaian diibaratkan seperti kapas. Walaupun terlihat banyak tapi sebenarnya tak seimbang.
Ada beberapa mata kuliah yang dianggap sebagian besar mahasiswa nilainya tidak obyektif, karena menurut mahasiswa proses penilaiannya hanya diambil dari nilai UTS dan UAS saja. Mata kuliah tersebut tidak pernah memberikan tugas, jadi setiap mahasiswa dituntut untuk memperhatikan dosen waktu mengajar di kelas.
Pada mata kuliah tersebut tidak ada aturan kelasnya, biasanya ada dosen yang menuntut kedisiplinan mahasiswa untuk tepat waktu dalam masuk kelas, karena menurut dosen tertentu waktu itu adalah sesuatu yang sangat penting dan tidak boleh disia-siakan.
Akan tetapi ada dosen yang lain tidak membuat aturan seperti itu. Jadi  mahasiswa terkesan menyepelekan untuk masuk kuliah. Ada juga dosen yang tidak menghitung presensi kehadiran karena yang diutamakan justru nilai UTS dan nilai UAS saja. Padahal pada dasarnya dari sistem penilaian akademik persentasi kehadiran harus di hitung karena persentasi kehadiran juga ada nilai tersendiri.
Setiap dosen diberi kewenangan untuk menentukan penilaiannya. Sehingga bermacam-macam penilaian dosen kepada mahasiswanya. Pemberian nilai biasanya di hitung dari persentasi kehadiran, nilai uts, nilai uan,dan nilai tugas. Sehingga nilai akhir mahasiswa akan lebih baik dari ini. Kalau hanya dari uts dan uas menurut saya itu kurang efektif.
Di dalam penyampaian materi mata kuliah tersebut kurang ngreget, dan materi yang disampaikan antara dosen dan buku ada sedikit perbedaan, sehingga membuat mahasiswa bingung dalam menentukan referensi untuk materi mata kuliah tersebut.
Sebaiknya dosen itu kalau memang mahasiswa dituntut untuk bisa memahami setiap materi yang diberikan seharusnya dosen tersebut lebih tegas dan harus dapat memahami setiap materi yang akan diberikan kepada mahasiswa sehingga tidak akan ada kejadian seperti itu. (Rere)

Semangat Mejalani Hidup



"
"KEGIGIHAN SEORANG PARIMAN"


Siapa yang tak kenal  dengan sosok kali ini. Salah satu orang yang telah lama bergelut di  STIA AAN. Sapa lagi kalau bukan Pak Pariman atau yang biasa kita sapa dengan panggilan “Pak Man”. Sobat In perlu tahu kalau Pak Man ini lahir pada tanggal 11 Mei 1955. Kira-kira sekarang umurnya hampir 58 tahun. Walaupun umurnya sudah lebih dari setengah abad bapak satu ini tetap semangat untuk bekerja.
Awal mula pak man bekerja sebagai penjaga malam sampai pernah menjadi penyuruh namun pada tahun 1Tidak disangka separuh lebih usia 1986Pak Man digunakan untuk mengabdi di STIA AAN. Tepatnya 34 tahun yang lalu beliau sudah bekerja di STIA AAN. Berarti Pak Man mulai mengabdi di STIA AAN sejak perguruan tinggi ini berdiri. Luar biasa memang Pak Man masih bertahan di STIA AAN jadi sudah hafal dengan kampus ini.
Walaupun Pak Man orangnya kecil namun ia mempunyai semangat yang tinggi untuk bekerja demi memenuhi kewajibannya menjadi seorang imam dalam keluarga. Beliau memiliki 5 orang anak dan 5 cucu. Anaknya yang belum menikah berjumlah 2 orang. Gayanya yang sederhana dan apa adanya membuat mahasiswa yang mengenalnya akan merasa nyaman ketika hanya sekedar ngobrol atau bercanda.
Hobi yang disukai Pak Man salah satunya bersepedaan. Dengan seksama Pak Man menjelaskan awal karinya bekerja di STIA AAN memerlukan pengorbanan yang sangat besar. Pernah ia bekerja dari rumah sampai kampus STIA AAN setiap hari menaiki sepeda dari tahun 1985-2010. Padahal jarak kampus sampai rumah sekitar 24 km.
Pasrah dengan kehendak yang kuasa selalu ia tanamkan dalam hidupnya. Namun ia juga tidak mudah menyerah dan selalu taat beribadah memohon kepada sang pencipta. Baginya mahasiswa yang bisa akrab dengannya adalah motivasi dan semangatnya untuk menjalani kehidupan. Semoga bermanfaat ya Sob IN. (fitri-Mozha)

Minggu, 02 Juni 2013

Download Aplikasi

Kecantikan Candi Sambisari dikala Merona


Candi sambisari adalah candi Hindu (Siwa), merupakan satu kawasan wisata yang berada di kabupaten sleman. Suasana yang eksotik dan nyaman membuat para wisatawan betah untuk berlama-lama menikmati keindahan arsitektur candi.


Terletak dibagian timur kabupaten sleman dengan jarak 12 km dari kota Yogyakarta, akses menuju kesana bisa menggunakan kendaraan pribadi baik roda dua ataupun roda empat.


Keindahan yang bisa dinikmati dikawasan candi sambisari ini ialah, panorama arsitektur candi yang begitu unik dengan letak candi yang berada dibawah permukaan rata-rata tanah yang ditemukan pada tahun 1966, namun pada tahun 1986 terkena erupsi gunung merapi, tempat yang asri indah nyaman dan nilai sejarahnya yang kuat. Seperti candi lainnya prambanan, mendut, dan banyu tibo, namun di candi sambisari belum banyak pengunjungnya dan masih kalah dengan candi prambanan, namun sebenarnya candi sambisari memiliki daya tarik sendiri yang tidak diketahui banyak orang.


Tidak perlu ongkos banyak untuk memasuki kawasan ini, cukup membayar Rp.1000 untuk anak-anak dan Rp.2000 untuk dewasa.

100 hari menampaki janji PRESIDEN BEM STIA "AAN"


1 April 2013 merupakan hari dimana 100 hari kerja Ketua DPM dan Presiden BEM. Sosok wanita yang begitu dekat dan hangat dimata rekan-rekannya. Penuh senyum dan selalu ceria, tanpa ada kata GALAU dalam hidupnya (dikampus). Nah dalam konteks ini, kami ingin menyoroti sosok tersebut. Dimana 100 hari kinerja setelah 22 Desember 2012 dilantik.
Wanita itu bisa menjadi pemimpin yang baik ketika ia merasa terpanggil untuk memimpin dan sudah pada waktunya ia memimpin. Dalam konteks tersebut, kemaren pada tanggal 21 april kita merayakan hari Kartini, dimana di negara ini haruslah menyamakan gender (persamaan kodrat antara laki-laki dan wanita).
Laki-laki yang merasa terpanggil itu haruslah berani untuk tampil kedepan. Akan tetapi hal demikianlah yang tidak bisa dicapai untuk menjadi sebuah kenyataan. Kenapa laki-laki bisa kalah dalam pemilihan? Kontekstualnya para pemilih itu hanya memilih orang yang popularitasnya sudah tinggi. Pemilih tidak mengetahui dengan jelas apa visi dan misi yang diusung calon presiden tersebut. “Yang penting saya kenal dia, karena dia bisa aktif merangkul kalangan.” kata salah seorang mahasiswa.
Mengapa para pemegang hak suara itu memilih calon yang popularitasnya sudah naik? Bukankah lebih baik memilih yang sudah mempunyai kapabilitas, bukan popularitas. Seorang yang hanya melihat dari popularitasnya saja, itu akan terlihat setelah masa kerja sudah melewati dari 100 hari. Dalam segi action awalnya memang bagus, setelah melewati 100 hari masa kerja terjadi penurunan.
Hal demikianlah yang ditakuti oleh beberapa kalangan mahasiswa. Mengingat SDM dikampus ini banyak yang wanita, kemungkinan untuk menjadi presiden itu seorang laki-laki sangatlah sulit untuk dicapai. Melihat kinerja SDM yang laki-laki sekarang masih MELEMPEM belum ada mempunyai jiwa untuk berorganisasi, inilah kritikan pedas untuk para laki-laki di kampus ini.
“Mengapa perlu adanya aksi cepat tanggap, kalau ngak ada aksi cepat tanggap negara itu akan repot,” kata seorang mahasiswa.

Lahir Sebagai Pemimpin




Yogyakarta-STIA AAN, senin (25/13) BEM STIA AAN mengadakan pelatihan Dasar Kepemimpinan, dengan tema “The New Generation of Leadership”. Pelatihan ini di laksanakan pada hari sabtu sampai minggu (23-25) dikampus STIA AAN dan Desa wisata Kalibuntung. Ada 5 materi yang disampaikan dalam pelatihan ini. Secara garis besar bertujuan untuk mengembangkan soft skill mahasiswa diluar hard skill.
Hal itu di paparkan oleh Waket III bidang kemahasiswaan Drs. Cicuk Kusmarianto, MPA, saat membuka acara di kampus STIA AAN mengapresiasi kegiatan ini “Mulai tahun 2013 ini kegiatan non akademik yang diikuti oleh mahasiswa, sudah bisa dimasukkan dalam SKK (sistem kredit kemahasiswaan) pada tahun 2014 sudah bisa digunakan. Untuk hal itu, saya harapkan dari pelatihan ini mahasiswa bisa mengembangkan soft skill yang dimilikinya”.
Selain mengembangkan soft skill, LDK ini bisa digunakan mahasiswa untuk mengisi point SKK yang mulai berlaku tahun 2014.  Point SKK tersebut sebagai syarat skripsi untuk S1 dan Tugas Akhir untuk D3.  Kegiatan ini diikuti oleh seluruh mahasiswa STIA AAN angakatan 2012.
Ketua panitia Fahrul Rizal Fauzi mengungkapkan “Hal yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah mahasiswa mempunyai jiwa kepemimpinan dan mempunyai karakter sendiri.” jelasnya saat ditemui di desa wisata kalibuntung.
Materi yang disampaikan antara lain motivasi leadership, manajemen organisasi kemahasiswaan, gaya kepemimpinan, seni dan teknik berkomunikasi, program kreatifitas mahasiswa (PKM) dan ditutup dengan outbond di desa wisata Kalibuntung. Ega Firgiawan(21) mengungkapkan “Dalam  materi PKM Saya ingin mahasiswa bisa mengikuti Karya Tulis Ilmiah (KTI) karena berguna bagi diri sendiri dan kampus. Serta diharapkan mahasiswa lebih kreatif dan latarbelakang mahasiswa jangan dijadikan alasan untuk tidak kreatif”.
Salah satu peserta Tugi Mujiyati(19) mengungkapkan “Dengan LDK tersebut banyak memberi motivasi kepada mahasiswa semester 2, kami jadi bisa lebih termotivasi, banyak memberikan pengalaman, pembelajaran tentang kepemimpinan itu apa, dan menjadi pemimpin yang baik itu bagaimana”.
Latihan dasar Kepimpinan ini sebagai wadah untuk  menggodok potensi jiwa kepemimpinan yang dimiliki mahasiswa. Kepemimpinan bukan untuk meraih jabatan semata, karena seorang yang memiliki jiwa pemimpin dimanapun ia berada akan diakui oleh orang sebagai pemimpin. Seorang mahasiswa harus memiliki jiwa kepemimpinan minimal bagi dirinnya sendiri.