Jumat, 16 November 2012

Mahasiswa Teladan , yang bagaimana ?



Setelah beberapa kali ngobrol-ngobrol dengan insan intelek di kampus tercinta, akhirnya tim “lapangan” ES EN mendapatkan jawabannya nih tentang pandangan mahasiswa terhadap gelar “Mahasiswa Teladan”. Memang sepintas terdengar sangat prestis, namun bagaimanapun juga hal ini kami rasa perlu untuk diangkat, biar teman-teman “pengkonsumsi” ES EN lebih interest nih.. hehe. Siapa tau aja setelah ES EN mengangkat masalah ini, jadi pada banyak yang usaha mati-matian buat jadi mahasiswa teladan. Gak rugi kan..? hehe.
Wawancara yang tim ES EN lakukan melibatkan seluruh angkatan nih, dari yang mahasiswa semester I ampe mahasiswa yang udah kolot dikampus J..
Mulai aja ya,,!!
  Mahasiswa teladan itu harus memberi teladan atau contoh tetapi teladan yang baik bukan yang jelek yaa,” Kalimat pertama yang terlontar dari Triyatno, mahasiswa semester V dari Cilacap, ketika tim ES EN mewawancarainya.
“ Mahasiswa teladan tuh bukan yang bergelut dengan buku setiap saat tanpa mengenal satu sama lain (bersosialisasi) dengan teman-teman lainya, karena mahasiswa teladan juga harus butuh bersosialisasi dengan mahasiswa lain tidak. Supaya cakrawala seorang mahasiswa bisa luas dan bisa mengerti dunia luar. “ sanggahnya menanggapi anggapan bahwa mahasiswa teladan selalu identik dengan buku.
Selain itu mahasiswa teladan juga harus bisa mengatur waktu,sikap dan tindakannya, mengetahui visi dan misi kampus, “ ujarnya lagi
Dalam  pandangan kita selama ini pasti IP 4 juga akan di anggap sebagai mahasiswa teladan, menanggapi hal itu, Brian, Mahasiswa Semester I yang suka mengenakan baju kotak-kotak (bukan pengikutnya Jokowi loch, hehe) menanggapi dengan serius, “untuk menjadi mahasiswa teladan tidak harus memiliki IP4 yang penting bisa menerapkan atau mempraktekan yang sudah di pelajarinya serta memang benar-benar menguasai ilmu yang sedang di konsentrasikan di kampus.”
Dan menjadi mahasiswa teladan itu tidak harus cantik dan cakep, yang penting bisa berkomunikasi  dengan orang lain dan membuka diri untuk tidak tertutup.” Sambungnya sambil terkekeh
“ Penilaian tentang Mahasiswa Teladan tidak bisa kita konsepsikan pada satu pandangan saja, karena setiap mahasiswa mempunyai “nilai lebih” dalam dirinya masing-masing, sehingga apa yang menjadi nilai lebih itulah yang seharusnya bisa di optimalkan oleh para mahasiswa,” Ujar Ndaru, mahasiswa semester III, yang khas dengan rambut panjang dari Srandakan, Bantul kepada Tim ES EN.
“ Jadi mahasiswa teladan adalah mahasiswa yang bisa mengoptimalkan bakat dan kemampuanya baik dalam bidang akademi maupun non akademik.” Ketanya menyimpulkan.
Selain hal-hal tersebut, banyak juga para mahasiswa yang ES EN wawancarai bahwasanya dalam anggapan mereka bahwa IP bukanlah satu-satunya instrumen dalam penilaian mahasiswa teladan, IP bukan satu-satunya tolak ukur keteladanan serta kecerdasan seseorang.
“ bisa jadi mahasiswa yang IP-nya pas-pasan justru bisa membawa nama baik kampus dengan prestasinya yang lain,”Ujar Fitri atau yang biasa di panggil sunkid kepada tim ES EN.
Keteladanan seorang mahasiswa memang banyak jenisnya, diantaranya dalam bidang akademik dan non akademik. Namun tak dapat kita pungkiri bahwa keteladanan mahasiswa adalah berawal dari prestasi yang diukir. Mahasiswa yang berprestasi pasti akan menjadi teladan (contoh) yang akan memacu mahasiswa lain dalam menggali potensi diri.
 Jadi bagi kalian yang cuma pas-pasan nih, gak bisa nunjukin prestasi apa-apa, jangan harap bisa jadi mahasiswa teladan. Hehe
Makanya, mulai sekarang kita berubah nyokk... banyak jalan menuju Roma, ada banyak cara untuk menggapai prestasi dan kesuksesan.
            Salam cerdas dari Tim ES EN.  Hidup Mahasiswa.!

0 komentar:

Posting Komentar