Selasa, 17 November 2015

Memberi Makna Baru Kepahlawanan

Memberi Makna Baru Kepahlawanan
Oleh:Liobijumes
Pagi itu tepat jam 06:45 kami menyusuri jalan Yogyakarta. Tepatnya tugu depan persimpangan empat. Sejauh mata memandang terlihat gedung-gedung tinggi nan megah dan juga ada rumah-rumah mungil disampingnya. Terlihat tukang becak berbaju merah sesekali kibaran bendera berwarna merah putih pas ditutupan  becak. Ia mengayuh pedal becaknya sesekali mengusap keringat. Namun, disisilain terlihat tempat-tempat pemberlanjaan … tak cukup uang saku untuk mampir kesana. Maklum mahasiswa berbeda dengan para pejabat.
Yogyakarta dimata, diungkapan kami, sering didengar, dilihat  sebagai kota pelajar dan unik. Keramahan masyarakatnya terbukti. Di kota Yogyakarta terdapat banyak lembaga pendidikan menengah maupun lembaga pendidikan tinggi, sekaligus banyak tempat-tempat bersejarah dan kota budaya. Banyak pemuda yang datang ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan. Mereka berasal dari berbagai kota di Indonesia. Kerja-keras, berkualitas dan berprestasi itulah kecenderungan kota ini.
Teringat uangkapan, “bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawanya”. Kalimat lantang Soekarno, sang bapak prolamator itu nampaknya tetap abadi, apalagi menjelang peringatan hari pahlawan yang setiap pada tanggal 10 November kerapkali diperingati. Para pemuda sebelum kemerdekaan adalah untuk memperjuangkan hak-hak bangsa dari penjajah. Dulu mereka berkorban demi kemerdekaan.
86 tahun silam, pemuda bangsa berkumpul dalam sebuah kongres yang menghasilkan sebuah sumpah yang dikenal sebagai Soempah Pemoeda.
-SOEMPAH PEMOEDA-

Satoe: KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA

Doea: KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA

Tiga: KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928
Teks diatas adalah kutipan dari teks asli sumpah Pemuda. Yang menjadi teks pemandu bagi para pemuda Indonesia saat ini untuk ikut berjuang bagi kemerdekaan bangsa Indonesia. Kini Indonesia telah merdeka sebagai Negara kepulauan terbesar didunia. Akan tetapi kepahlawanan tidak berhenti disana. Dalam mengisi kemerdekana pun dituntut untuk menjadi pahlawan, yang berlangsung dalam kehidupan kita setiap hari. Setiap hari setidaknya kita bisa menjadi pahlawan bagi diri kita sendiri, organisasi, kampus dan orang-orang yang kita kasihi. Artinya, kita menjadi pemuda Negara yang baik dan meningkatkan kemampuan dalam diri kita. Dan juga, perjalanan para pemuda belum berakhir di sini. Bila pemuda sebelum kemerdekaan memperjuangkan kemerdekaan melawan para penjajah, kini waktunya generasi muda yang beraksi. Yaitu mewujudkan sumpah diatas dengan kerja-keras, berkualitas, berprestasi, ikut dalam kemajuan dan perkembangan Indonesia dimanapun kita sedang berada.
Melihat beberapa wilayah Indonesia dihantui tindakan terror. Kita membutuhkan orang-orang yang berani untuk menangkap perlakunya.  Seperti saat ini Negeri kita sedang di landa penyakit kangker korupsi, kolusi,neptisme yang sudah mencapai stadium akhir. Maka dengan itu kita perlu orang-orang berani. Maksudnya adalah apapun bidang keilmuan yang kita geluti selaku pemuda harusnya mempergunakan itu untuk menangkap para pelaku kejahatan di negeri ini.
Hemat penulis, cara lain pemuda bangsa ini untuk mengembilangkan bangsa Indonesia adalah tidak melupakan jati diri sebagai masyarakat Indonesia. Bangga akan budaya dan adat istiadat, menjaga peninggalan sejarah, dan menghargai perbedaan adalah salah satu cara untuk memajukan Indonesia. Karna kemajuan sebuah Negara dapat di lihat dati karakter bangsanya sendiri.



0 komentar:

Posting Komentar