Ketika waktu luang, banyak hal bisa dilakukan.
Olahraga, berwisata, naik gunung, bahkan mengunjungi tempat yang layak
didokumentasikan. Nah, berbicara soal dokumentasi ini, sekarang sudah musimnya
“togsis”
TONGSIS singkatan dari Tongkat Narsis, sebuah benda bernama “selfie stick” yang biasa digunakan sebagai alat bantu untuk memotret kelompok maupun individu. Istilah sekarang narsis dengan menggunakan telepon seluler. Ketika objek berjumlah cukup banyak, Tongsis bisa dibikin panjang mampu memberi jawaban. Bahkan juga saat pengen mengambil latar belakang foto yang luas dan bagus.
“ Togsis sangat membantu apalagi
kalau jalan sendiri saat mengunjungi museum, pantai, dan tempat wisata lainya.
Aku pernah pakai saat datang ke Museum Batik Yogyakarta di Jl Dr. Sutomo. Nggak
perlu repot meminta bantuan karna tinggal ambil Tongsis langsung foto,” ujar
Galih Salah satu pengguna.
Tak hanya itu, juga sangat membantu
ketika ingin ber-sefie dengan teman-teman. Meurut data, alat ini kali pertama
dubuat dan dipatenkan oleh Anindito Respati Giyardani dari Indonesia. Maka
tididak mungkin Indonesia dianggap menjadi populer dalam Tongsis yang mulai
menjadi fenomena 2014 lalu.
Menurut amatan. Kecintaan masyarakat
terhadap keinginan untuk ber-selfie ini menginspirasi penciptanya untuk membuat
sebuah alat bantu yang dapat digunakan untuk foto bersama lebih jumlah pbyek
yang banyak. “ Menggunakan Tongsis ini baru-baru saja, walaupun tren-nya sudah
tahun lalu. Mahasiswa seperti saya yang senang mendaki gunung dan menjelajah
alam tentu sangat terbantu. Banyak kegiatan yang dapat di dokumentasikan,” Desi
seorang mahasiswa pencinta alam
Ciptaan yang melahirkan budaya baru
dikalangan muda dan mahasiswa ini memang sangat di sukai. Khususnya mereka yang
tengah memanfaatkan waktu luang. Namun demikian, ada baiknya melihat kondisi
sekitar saat memakai Tongsis terutama ketika ber-selfie-ria di pinggir jalan
raya.
***
Memang, setiap mahasiswa punya kewajiban belajar. Setiap hari, mereka menghabiskan waktu menuntut ilmu dikampus sekaligus merampungkan tugas dosen.
Selain tugas,
mereka kadang disibukan kegiatan kampus yang memakan waktu lumayan banyak.
Akibatnya, tak sedikit yang merasa jenuh dan bosan. Apalagi ketika akan
melaksanakan Ulangan Akhir Semester (UAS). Mereka sangat sibuk belajar agar
memperoleh IP (Indeks Prestasi) yang bagus. Saat ini mahasiswa merasa capek
sekaligus butuh waktu luang. Entah sebentar atau lama. Sebab saat itu adalah
waktu yang paling tepat untuk mengistirahatkan badan dan pikiran.
Menurut Destiana Puspitasari,
mahasiswi Jurusan Fakultas Ekonomi Universitas Muhamadiah Purworejo, ia kerap
menggunakan waktu luang untuk berwisata. “ Aku biasanya ke waduk Sermo. Meski
terletak di wilayah Kabupaten Kulonprogo, tetapi tergolong deket dari
Purworejo,” tuturnya sambil bercerita bahwa ia ke obyek wisata Sermo dengan
teman-temannya, “ Mereka enyukai dan bahkan sangat menikmati waktu luangsebaik
mungkin,” tambahnya.
Hal senada diungkapkan Ryandhani Pambayu mahasiswa Jurusan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Setiap waktu luang, ia memilih mendatang obyek wisata bukit Paralayang di Parangtritis, wilayah Kabupaten Bantul. “Aku dan teman-teman sangat menikmati suasana dan keindahan tempat yang terletak di puncak bukit Paralayang itu,” ungkapnya
Beda lagi dengan Wahyu Setio Pambudi
mahasiswa jurusan Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga Akademi Maritim Yogyakarta.
Ia mengaku, saat liburan tiba lebih memilih mengisi waktu luang dengan bermain
sepak bola. “ Juga terlibat pertandinganseperti saat keseblasan Elang Timur
melawan Gazela,” akunya, dengan ikut pertandingan Wahyu mencoba mengisi waktu
luangnya. “ Yang penting tidak menimbulkan perselisihan apalagi bentrok, sebab
dalam pertandingan sepakbola yang harus mengemuka adalah sikap sportif
berbingkai “fair play” itu yang penting,” jelasnya.
Penulis: Lio
Bijumes
0 komentar:
Posting Komentar