Belum
lama ini kita menghadapi ujian tengah semester genap. Sebentar lagi akan
menghadapi ujian akhir semester (UAS). Kita pastinya berharap nilai UAS yang keluar
baik dan memuaskan. Mungkin beberapa dari kita merasa penilaian yang diberikan
dosen tidak obyektif. Dalam hal ini kita mendapatkan ketidakadilan dalam
pemberian nilai.
Walaupun
tidak sepenuhnya nilai itu dianggap penting bagi sebagian mahasiswa. Dalam
faktanya ada beberapa dosen memberikan nilai secara asal-asalan tidak
mempertimbangkan faktor-faktor yang lain. Saat kita sudah rajin belajar, datang
kepertemuan kuliah dan mengerjakan tugas namun ketika UAS nilai kita jeblok dibawah
mahasiswa yang jarang masuk kuliah dan tidak mengerjakan tugas. Seperti dalam
ilustrasi gambar tersebut, mahasiswa yang belajar rajin diibaratkan beban yang
berat dan penilaian diibaratkan seperti kapas. Walaupun terlihat banyak tapi
sebenarnya tak seimbang.
Ada
beberapa mata kuliah yang dianggap sebagian besar mahasiswa nilainya tidak
obyektif, karena menurut mahasiswa proses penilaiannya hanya diambil dari nilai
UTS dan UAS saja. Mata kuliah tersebut tidak pernah memberikan tugas, jadi
setiap mahasiswa dituntut untuk memperhatikan dosen waktu mengajar di kelas.
Pada
mata kuliah tersebut tidak ada aturan kelasnya, biasanya ada dosen yang
menuntut kedisiplinan mahasiswa untuk tepat waktu dalam masuk kelas, karena
menurut dosen tertentu waktu itu adalah sesuatu yang sangat penting dan tidak
boleh disia-siakan.
Akan
tetapi ada dosen yang lain tidak membuat aturan seperti itu. Jadi mahasiswa terkesan menyepelekan untuk masuk
kuliah. Ada juga dosen yang tidak menghitung presensi kehadiran karena yang
diutamakan justru nilai UTS dan nilai UAS saja. Padahal pada dasarnya dari
sistem penilaian akademik persentasi kehadiran harus di hitung karena
persentasi kehadiran juga ada nilai tersendiri.
Setiap
dosen diberi kewenangan untuk menentukan penilaiannya. Sehingga bermacam-macam
penilaian dosen kepada mahasiswanya. Pemberian nilai biasanya di hitung dari
persentasi kehadiran, nilai uts, nilai uan,dan nilai tugas. Sehingga nilai
akhir mahasiswa akan lebih baik dari ini. Kalau hanya dari uts dan uas menurut saya
itu kurang efektif.
Di
dalam penyampaian materi mata kuliah tersebut kurang ngreget, dan materi yang
disampaikan antara dosen dan buku ada sedikit perbedaan, sehingga membuat
mahasiswa bingung dalam menentukan referensi untuk materi mata kuliah tersebut.
Sebaiknya
dosen itu kalau memang mahasiswa dituntut untuk bisa memahami setiap materi
yang diberikan seharusnya dosen tersebut lebih tegas dan harus dapat memahami
setiap materi yang akan diberikan kepada mahasiswa sehingga tidak akan ada
kejadian seperti itu. (Rere)
2 komentar:
setujuuu,,,
Tapi satu hal yang harus di tambahin min,,,,
"kita tak boleh berputus asa atas apa yang kita dapat.Nikmat ajha...karna suatu saat kadang kita kangen dengan situasi yang admin tulis...thanks for sharingnya
ok thanks kawan Liston Panjaitan,
saya juga setuju dengan kamu
menikmati proses yang sedang berjalan memang
menghasilkan kepuasaan sendiri
dari pada hanya mencari tujuan saja
hehehhe
Posting Komentar