Sabtu, 08 Juni 2013

Ketika Nilai Telah Tergadaikan ! !



Belum lama ini kita menghadapi ujian tengah semester genap. Sebentar lagi akan menghadapi ujian akhir semester (UAS). Kita pastinya berharap nilai UAS yang keluar baik dan memuaskan. Mungkin beberapa dari kita merasa penilaian yang diberikan dosen tidak obyektif. Dalam hal ini kita mendapatkan ketidakadilan dalam pemberian nilai.
Walaupun tidak sepenuhnya nilai itu dianggap penting bagi sebagian mahasiswa. Dalam faktanya ada beberapa dosen memberikan nilai secara asal-asalan tidak mempertimbangkan faktor-faktor yang lain. Saat kita sudah rajin belajar, datang kepertemuan kuliah dan mengerjakan tugas namun ketika UAS nilai kita jeblok dibawah mahasiswa yang jarang masuk kuliah dan tidak mengerjakan tugas. Seperti dalam ilustrasi gambar tersebut, mahasiswa yang belajar rajin diibaratkan beban yang berat dan penilaian diibaratkan seperti kapas. Walaupun terlihat banyak tapi sebenarnya tak seimbang.
Ada beberapa mata kuliah yang dianggap sebagian besar mahasiswa nilainya tidak obyektif, karena menurut mahasiswa proses penilaiannya hanya diambil dari nilai UTS dan UAS saja. Mata kuliah tersebut tidak pernah memberikan tugas, jadi setiap mahasiswa dituntut untuk memperhatikan dosen waktu mengajar di kelas.
Pada mata kuliah tersebut tidak ada aturan kelasnya, biasanya ada dosen yang menuntut kedisiplinan mahasiswa untuk tepat waktu dalam masuk kelas, karena menurut dosen tertentu waktu itu adalah sesuatu yang sangat penting dan tidak boleh disia-siakan.
Akan tetapi ada dosen yang lain tidak membuat aturan seperti itu. Jadi  mahasiswa terkesan menyepelekan untuk masuk kuliah. Ada juga dosen yang tidak menghitung presensi kehadiran karena yang diutamakan justru nilai UTS dan nilai UAS saja. Padahal pada dasarnya dari sistem penilaian akademik persentasi kehadiran harus di hitung karena persentasi kehadiran juga ada nilai tersendiri.
Setiap dosen diberi kewenangan untuk menentukan penilaiannya. Sehingga bermacam-macam penilaian dosen kepada mahasiswanya. Pemberian nilai biasanya di hitung dari persentasi kehadiran, nilai uts, nilai uan,dan nilai tugas. Sehingga nilai akhir mahasiswa akan lebih baik dari ini. Kalau hanya dari uts dan uas menurut saya itu kurang efektif.
Di dalam penyampaian materi mata kuliah tersebut kurang ngreget, dan materi yang disampaikan antara dosen dan buku ada sedikit perbedaan, sehingga membuat mahasiswa bingung dalam menentukan referensi untuk materi mata kuliah tersebut.
Sebaiknya dosen itu kalau memang mahasiswa dituntut untuk bisa memahami setiap materi yang diberikan seharusnya dosen tersebut lebih tegas dan harus dapat memahami setiap materi yang akan diberikan kepada mahasiswa sehingga tidak akan ada kejadian seperti itu. (Rere)

2 komentar:

setujuuu,,,
Tapi satu hal yang harus di tambahin min,,,,
"kita tak boleh berputus asa atas apa yang kita dapat.Nikmat ajha...karna suatu saat kadang kita kangen dengan situasi yang admin tulis...thanks for sharingnya

ok thanks kawan Liston Panjaitan,
saya juga setuju dengan kamu
menikmati proses yang sedang berjalan memang
menghasilkan kepuasaan sendiri
dari pada hanya mencari tujuan saja
hehehhe

Posting Komentar